kabarpati.my.id: Wisata
Kabar Terbaru
Loading...
Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 07 Desember 2024

Main ke Kawasan Konservasi Mangrove Pantai Kertomulyo Pati yang Instagramable

Main ke Kawasan Konservasi Mangrove Pantai Kertomulyo Pati yang Instagramable

 


Kabarpati.my.id - Minggu, 11 April 2021 yang lalu, saya menyempatkan diri main ke objek wisata lokal bernama Pantai Kertomulyo yang terletak di desa Kertomulyo, kecamatan Trangkil Kabupaten Pati Jawa Tengah.

Objek wisata ini sebenarnya adalah kawasan konservasi hutan mangrove yang berbatasan langsung dengan bibir pantai. Dalam perkembangannya penggerak wisata lokal menambahkan beberapa fasilitas umum sehingga bisa menjadi destinasi wisata lokal untuk refresing serta menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar.

Saya datang dengan rekan yang bersepeda karena tidak jauh dari tempat tinggal, untuk bisa masuk dan menikmati suasana hutan mangrove dan bibir pantai kita harus membayar tiket masuk yang juga semacam biaya parkir sebesar 3.000 untuk sepeda motor dan 2.000 untuk sepeda.



Akses jalan menuju lokasi cukup mudah dan sudah full aspal dengan pemandangan kanan kiri sawah dilanjutkan dengan hamparan tambak milik warga, hanya saja sayang tidak terlalu lebar sehingga ketika ada mobil yang berpapasan lebih baik salah satu mengalah bergantian jalan.



Memasuki kawasan wisata kita akan disambut dengan beberapa wahana permainan sederhana seperti ayunan, mainan kereta anak, bebek sepeda air dan jembatan serta gimmic spot foto yang instagram-able, cocok buat kalian yang ingin datang untuk ngisi konten.



Ada pula beberapa walking track dengan pemandangan kanan kiri tambak dan hutan mangrove nan asri, jika terus berjalan menuju arah utara akan sampai di bibir pantai dengan suguhan pemandangan bibir pantai nampak beberapa kapal nelayan sedang mencari ikan.



Sayang di sini pantainya lumpur, bukan pasir sehingga kita tidak bisa turun dan bermain ombak layaknya di beberapa objek wisata pantai daerah lain, namun hal tersebut tidak mengurangi kesan fresh dari views yang disajikan.


Sebagai obat lapar dan haus setelah berjalan-jalan dan foto, pengunjung bisa menikmati makanan dan minuman dari pedagang kaki lima sepanjang walking track, beberapa menu cukup otentik seperti olahan ikan dan kerang, beberapa diantarnya adalah makanan khas tempat wisata serpti mie instan cup, kali ini saya dan rekan-rekan mencoba menjajal menu pecel dengan lauk sate ayam, beberapa bakwan jagung serta es teh yang dibanderol dengan harga 21.000, terbilang murah dengan rasa yang ditawarkan.

Oh ya adapula deretan gasebo yang bisa disewa untuk keluarga atau rombongan, saya tidak tahu berapa tarifnya tapi bisa jadi pilihan tempat istirahat atau gathering jika datang bersama kelompok besar.

Sejauh pengamatan saya, belum ada pedagang yang menjual cinderamata jadi mungkin ini bisa jadi masukan dan peluang bisnis untuk pengelola dan penggerak wisata setempat.

Rute Perjalanan ke Pantai Kertomulyo
Dari alun-alun simpang lima pati ke arah utara di jalan Raya Pantura. Kemudian sampai pertigaan belok kiri Pati-Tayu. Lurus terus di jalan Pati-Tayu sampai monumen bambu runcing di jalan Wedarijaksa belok kanan. Lurus terus di Jalan Wedarijaksa sampai bertemu pertigaan belok kiri sampai ke desa Keertomulyo.

Sejarah Singkat Pantai Kertomulyo
Berawal dari keprihatinan dan kepedulian warga sekitar desa kertomulyo terhadap erosi yang semakin mengikis daerah mereka lalu bersama-sama menanami bibir pantai dengan tanaman Mangrove dibantu dengan relawan.

Di pantai kertommulyo terdapat semacam jalur aliran air yang digunakan warga untuk mengisi tambak mereka. Aliran air yang cukup luas mengganggu warga menanam mangrove di sekitar tempat aliran air. 

Akhirnya warga membuat jembatan untuk mengatasi masalah tersebut. Namun, banyak warga dari daerah lain mulai datang dan mengambil gambar di atas jembatan tersebut. Muncul ide dari warga untuk menjadikan kawasan tersebut menjadi tempat wisata. Akhirnya hingga sekarang tempat tersebut menjadi salah satu wisata yang mampu menarik minat pengunjung.

Kami kutip dari betanews.id, penanaman mangrove di Pantai Kertomulyo sebenarnya sudah dilakukan sejak 2009 lalu, namun perkembangannya belum maksimal. Beberapa kali pula mengalami kegagalan karena diterjang ombak.

Dalam penanaman mangrove tersebut, pihak desa setempat, katanya juga mendapatkan bantuan dari beberapa pihak, di antaranya adalah Organization for Industry, Spiritual, Culture and Advancement (OISCA) dari Jepang.

Lalu Karang Taruna Desa Kertomulyo berinisiatif mendirikan komunitas Peduli Pantai Utara Pati (PPUP), yang bertujuan untuk merawat tanaman mangrove.

Sejak tahun 2016 Pantai Kertomulyo dibuka untuk wisatawan. Tujuan utamanya adalah, untuk mengedukasi kepada pengunjung, agar mereka mengerti betapa pentingnya merawat tanaman mangrove

Tiket Masuk
Pengunjung tidak dikenakan biaya masuk, hanya saja pengunjung harus membayar biaya parkir Rp.2000 untuk sepeda dan Rp 3.000 untuk sepeda motor. Nantinya uang yang di dapatkan dari pengunjung akan digunakan untuk perbaikan fasilitas-fasiitas di kawasan pantai kertomulyo. Sehingga wisata ini bisa lebih maju dan makin diminati oleh masyarakat. (sumber: Wikipedia)

Keren ya guys, sekarang eranya memang menciptkan wisata-wisata lokal di setiap daerah dengan mengangkat potensi lokal, di daerahmu ada wisata apa nih? share di kolom kementar ya, siapa tahu nanti kami bisa main dan traveling ke wisata desamu.


Penulis: 
Nandar
Wisata dan Kulineran Ke Waduk Gunung Rowo Gembong Pati

Wisata dan Kulineran Ke Waduk Gunung Rowo Gembong Pati



Kabarpati.my.id - 9 Oktober 2021. Mumpung lagi di kota Pati, hari ini kami mampir ke sebuah wisata lokasi wisata lokal di kecamatan Gembong yaitu Waduk Gunung Rowo.

Terletak di desa Sitiluhur, kecamatan Gembong, Waduk Gunung Rowo berada di lembah di antara beberapa puncak bukit di lereng Gunung Muria sebelah timur. Luas areal area waduknya sekitar +320 Ha.

Menurut catatan Kantor Dinas Permukiman dan Prasarana Daerah setempat, waduk ini dibangun semasa pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1928.

Waduk Gunung Rowo memiliki luas +320 Ha dan mampu menampung air sekitar 5,5 juta meter kubik, sekaligus juga sebagai suplai bagi Waduk Seloromo. 

Dahulu Waduk Gunung Rowo bersama Waduk Seloromo mampu mengairi sawah seluas sekitar 10.000 hektare, yang tersebar di wilayah Kecamatan Margorejo, Gembong, Wedarijaksa, Juwana, Tlogowungu, dan Pati.

Selain sebagai sarana penampungan air, waduk ini juga berfungsi sebagai salah satu tempat tujuan wisata di kabupaten Pati meskipun belum dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah setempat.

Di sebelah timur waduk ini terdapat tanggul penahan air yang sekaligus berfungsi sebagai jalan raya untuk kendaraan yang melintasi waduk. Bila kita berdiri di atas tanggul dan menghadap ke timur, kita bisa melihat Laut Jawa secara jelas apabila cuaca sedang dalam kondisi cerah.

Pada saat musim penghujan, air waduk ini akan naik volumenya akibat aliran dari 3 buah sungai yang menjadi sumbernya. Pada saat itu pada permukaan air waduk dapat kita saksikan keindahan dari pemantulan bayangan Gunung Muria yang menjadi latar belakangnya.

Lokasi waduk sangat mudah dijangkau dari Kota Pati sebagai ibu kota kabupaten, baik dengan kendaraan bermotor maupun mobil. Bisa dari arah pati kota lewat staduon Joyo Kusumo atau via kecamatan Tlogowungu dari arah Pasar, bisa juga dari desa Lahar.

Waduk ini berfungsi juga sebagai tempat bagi penduduk setempat yang mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan di mana mereka biasa menjala ikan yang cukup melimpah di waduk ini. 

Tiba di lokasi kami berkeliling memutar waduk menyaksikan pemandangan dari berbagai sisi, karena sedang musim kemarau, air danau tak terlalu dalam, terlihat pemandangan asri dengan angin sembribit menemani pagi menjelang siang yang kami habiskan sambil berbincang di atas bukitnya.

Terdapat beberapa gasebo, aneka arena bermain seperti ayunan serta tikar lesehan yang disediakan pedagang setempat.

Bagi sobat yang ingi menbambil foto untuk kenang-kenangan bisa memanfaatkan tugu I Love Gunung Rowo dengan latar belakang waduk.



Puas berbincang ditemani hamparan air, menjelang siang kami mencari kuliner di salah satu warung dengan konsep gasebo persis di tepian waduk.

Kami memesan menu ikan nila bakar, es kelapa muda atau degan dan seporsi bakwan goreng, total untuk porsi dua orang cukup dengan Rp 84.000,- sudah kenyang dan puas dengan rasa masakannya. Cukup terjangkau dengan ukuran ikan yang lumayan besar, nasi sebakul yang banyak sekali dan es degan ukuran jumbo.



Saat membayar kami sempat berbincang dengan pemilik warung, menurut sang pemilik warung jumlah wisatawan menurun jika dibanding waktu yang lalu, tentu saja akibat dampak pandemi yang terjadi.

Secara keseluruhan, waduk Gunung Rowo bisa jadi destinasi wisata lokal di kota Pati yang tepat untuk mengajak keluarga rekreasi, akses mudah, pemandangan cukup menhibur dan pilihan kuliner yang terjangkau.


Penulis: Nandar
Foto: Cahyo

Wisata Ke Agro Wisata Jollong Pati dan Beli Kopi

Wisata Ke Agro Wisata Jollong Pati dan Beli Kopi

 


Kabarpati.my.id - 8 Januari 2023. Hari ini saya berkesempatan kembali ke Agro Wisata Jollong Pati. Kali ini tidak lagi ke Kebun Buah Naga atau Waduk Gunung Rowo tapi ke Garden Valley untuk sekedar menikmati pemandangan dari atas bukit.

Agro wisata ini terletak di kawasan PT Perkebunan Nusantara IX Kebun Jollong yang mayoritas tanamannya adalah kopi dan jeruk pamelo atau biasa disebut jeruk bali.


Tiket masuknya Rp 10.000 per orang dan parkir Rp 2.000 untuk sepeda motor.

Di dalamnya ada banyak tersedia gasebo dan tenda untuk menikmati pemandagan ke arah bukit.


Warung yang menjual menu bangat seperti mie instan dan minuman berjejer bisa jadi pengobat rasa lapar. Ada juga kawasan khusus PKL yang menjajakan oleh-oleh khas jollong dari tape singkong, jeruk bali, kopi hingga souvenir seperti kaos khas jollong.

Kami yang penikmat kopi kali ini membeli dua bungkus yang isi 100 gr seharga Rp 10.000 dan yang 175 gr dibanderol Rp 18.000.


Tak sempat makan dan minum, saya dan rekan memutuskan segera turun karena cuaca mulai mendung dan ada insiden kuramg nyaman dari pengelola parkir yang tidak memperbolehkan pindah lokasi dikira mau pergi tanpa bayar padahal ingin parkir dekat musholla.

Sebenarnya banyak yang bisa dinimati selain pemandangan, hawa sejuk dan kulinernya. Di kawasan agro wisata jollong ini ada pabrik pengolaham kopi peinggalan jaman dahulu yang kini jadi cafe, ada pula kereta wisata dan lain sebagainya.

Jika sobat datang dari arah pati kota atau daerah lainnya, gunakan saja jalur pasar Tlogowungu lurus ke arah barat nanti alan dipandu oleh petunjuk jalan.

Demikian tadi sobat campusnesia, pengalaman kami hari ini yang main ke Agro Wisata Jollong untuk kali ketiga, semoga bermanfaat sampai jumpa.


Penulis:
Nandar

Kuliner

[Kuliner][recentbylabel2]

Acara

[Acara][recentbylabel2]
Notification
Sugeng rawuh selamat membaca.
Done